HUDALLINNAS PUSAT PELATIHAN KETRAMPILAN DAN MOTIVASI

Kamis, 12 Januari 2012

BERPIKIR POSITIF

Ketidakpastian sangat dekat dengan pikiran negatif. Seperti keraguan, kemarahan, prasangka buruk, dan ketakutan dalam mencapai sebuah impian.

Apapun itu, dalam kehidupan Anda, baik di pekerjaan, dalam hubungan berpasangan, di keluarga, juga pertemanan, ketidakpastian selalu muncul.

Anda meragukan kelanjutan karier, Anda khawatir kehilangan penghasilan, apapun itu, inilah ketidakpastian dalam hidup yang ketika ia muncul pikiran positif dalam diri akan berhadapan dengan pikiran negatif Anda.

Setiap orang memiliki pikiran positif, berupa keinginan, semangat dan harapan. Namun tak sedikit orang yang mengalahkan pikiran positif dengan pikiran negatif saat menghadapi ketidakpastian.

Padahal, ketidakpastian dalam hidup justru menjadi tantangan. Dengan melihatnya sebagai tantangan, Anda terdorong untuk lebih bijak dalam bertindak dan lebih cerdas dalam berpikir.

"Untuk menguatkan pikiran-pikiran positif dan menundukkan pikiran-pikiran negatif, kita harus melakukan tindakan-tindakan nyata demi mencapai impian. Semakin banyak tindakan nyata yang kita lakukan, semakin bijak kita menghadapi ketidakpastian," tulis Motivator-Wanita Indonesia, Ainy Fauziyah, CPC dalam bukunya Dahsyatnya Kemauan: Cara Mulia Mengubah Penghalang Jadi Peluang.

Tindakan nyata yang Anda lakukan saat menghadapi ketidakpastian, akan memberi ruang kepada pikiran positif untuk mengisi hati dan pikiran.

Pengaruh tindakan nyata yang Anda lakukan ini sangat besar. Hati dan pikiran Anda menjadi lebih tenang dan senang. Suasana hati seperti inilah yang kemudian menjadi modal sekaligus kekuatan Anda dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, berupa ketidakpastian tersebut.

Ainy memberikan contoh sederhananya. Anda terjebak di kemacetan lalu lintas yang parah saat perjalanan pulang ke rumah, padahal Anda ingin segera sampai. Sementara, Anda tidak tahu secara pasti sampai kapan kemacetan berakhir. Apa yang akan Anda lakukan?

Jika Anda kesal, saat itu juga pikiran negatif merasuki pikiran, karena Anda membuka pintu untuknya. Alhasi, Anda semakin jengkel bahkan marah terhadap keadaan. Tak mengherankan jika banyak orang mengaitkan kemacetan dengan stres. Inilah yang terjadi jika Anda meresponds ketidakpastian dengan pikiran negatif.

Sekarang coba bayangkan Anda menghadapi hal yang sama, tetapi Anda menyikapinya dengan positif. Saat macet, Anda mengambil tindakan nyata lebih positif dengan mendengarkan musik kesukaan. Anda terhanyut menikmati musik. Rasa kesal teralihkan, meskipun kemacetan membuat Anda terlambat pulang ke rumah. Sikap positif membantu Anda menutup peluang kepada prasangka negatif merasuki pikiran. Anda pun menjadi lebih tenang menghadapi kemacetan.

Ini adalah contoh sederhananya. Tantangan Anda berikutnya adalah menjawab berbagai ketidakpastian dalam berbagai sisi kehidupan Anda, dengan selalu berpikir positif yang berujung pada tindakan nyata.

Bagaimana dengan Anda, pernah punya pengalaman sukses menghadapi ketidakpastian dengan sikap positif?

Diambil dari berbagai sumber.

CARANYA MENGATASI SAKIT HATI

Rasanya hampir setiap orang pernah mengalami sakit hati yang diakibatkan oleh berbagai hal. Misalnya ketika teman-teman Anda membicarakan keburukan Anda di belakang, diselingkuhi, atau bahkan dikritik seseorang bisa membuat Anda sakit hati.

Berbagai reaksi dan respons untuk mengatasi sakit hati ini pun berbeda-beda. Ada yang menyikapinya secara positif, namun ada juga yang justru memilih membiarkan rasa sakit hatinya berkembang disimpan dalam hati dan menjadi dendam. Padahal sebenarnya Anda tak perlu mendiamkan sakit hati sampai berkepanjangan karena hal tersebut justru akan merugikan diri Anda sendiri. Bukankah hidup akan jauh terasa lebih nyaman dan menyenangkan tanpa adanya rasa sakit hati terhadap seseorang?

"Ini mungkin saja terjadi, namun saya percaya bahwa perasaan sakit hati juga akan memberi peluang besar untuk kesadaran diri dan memperbaiki diri," ungkap Agapi Stanssinopoulos, penulis buku Conversations with the Goddesese and Gods and Goddessess in Love.Pada dasarnya setiap orang mampu mengambil sisi positif dari penyebab sakit hati tersebut. Dengan merasakan sakit hati secara tak langsung berarti Anda bisa bertanya kepada diri sendiri kesalahan dan kekurangan pada diri Anda, dan bisa memperbaiki diri Anda sendiri setelahnya. Butuh jiwa yang besar untuk memiliki hati yang lapang dan menerima segala masalah penyebab sakit hati Anda.

"Namun, setiap orang punya cara untuk membebaskan kekuatan hati kita untuk menghilangkan perasaan sakit hati ini. Perasaan sakit hati kemudian dapat berfungsi sebagai terowongan dimana kita bisa melalui semua masalah tersebut menuju ke sisi lainnya untuk kebebasan hati kita dan memaafkan," tambahnya.

Berikut ini adalah cara yang bisa membantu Anda menerima rasa sakit hati sehingga Anda akan lebih mudah untuk mengatasinya:

1. Tak ada yang salah dengan sakit hati. Tak ada yang salah karena Anda merasakan sakit hati, hampir semua orang pernah mengalaminya. Sakit hati merupakan bagian kecil dalam kehidupan manusia. Dan ada banyak alasan mengapa Anda mengalami perasaan ini. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah untuk menerima kehadiran hal ini dan tidak menyalahkan orang lain. Orang lain tidak bertanggung jawab untuk perasaan Anda, namun Andalah yang bertanggung jawab untuk menjaga perasaan Anda sendiri.

"Dengan mengatakan 'mereka sudah menyakiti perasaan saya' hanya merupakan pembenaran pada diri kita sendiri. Ini salah, sebaliknya malahan Anda yang membiarkan perasaan Anda terluka dengan hal ini," tukasnya.

2. Ekspresikan rasa sakit hati. Ketika merasakan sakit hati, sebaiknya ungkapkanlah dan ekspresikan rasa ini, namun sebaiknya dengan berbagai cara yang positif. Rasa sakit hati jangan membuat Anda melukai diri sendiri yang bisa menyebabkan Anda merasakan sakit berkepanjangan. Menyimpan perasaan sakit ini sampai jangka waktu yang lama inilah yang menyebabkan adanya masalah dalam diri kita sendiri maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Ekspresi berbagai rasa sakit ini bisa beragam misalnya dengan menangis, berteriak, atau bercerita kepada sahabat Anda. Namun pastinya membutuhkan sedikit waktu untuk menyembuhkannya.

3. Ambil sisi positif. Tak ada gunanya menyalahkan orang lain, ambil sisi positif ketika Anda mengalaminya. Menyalahkan orang lain justru hanya akan membuat Anda merasakan sakit yang lebih dalam dan lama. Dengan bisa menerima perasaan ini, Anda akan mudah untuk melihat akar permasalahan dan penyebab hal ini terjadi, dan bahkan bisa belajar untuk memperbaiki diri.

4. Jangan simpan dendam.
Sakit hati berkepanjangan bisa berubah menjadi dendam. Hal yang terpenting untuk mengatasi hal ini adalah rasa sakit hati Anda tidaklah lebih kuat dari Anda sendiri. Jangan biarkan perasaan ini membuat hidup Anda justru terganggu. Terima masalah ini, belajar dari kesalahan, dan move on!a

Diambil dari berbagai sumber.

JENDELA RUMAH SAKIT

Dua orang pria, keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat di sebuah kamar rumah sakit. Seorang di antaranya menderita suatu penyakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam di setiap sore untuk mengosongkan cairan dari paru-parunya. Kebetulan, tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.
Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus di atas punggungnya.

Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan, dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi selama liburan.

Setiap sore, ketika pria yang tempat tidurnya berada dekat jendela di perbolehkan untuk duduk, ia menceritakan tentang apa yang terlihat di luar jendela kepada rekan sekamarnya. Selama saru jam itulah, pria ke dua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada di luar sana.
“Di luar jendela, tampak sebuah teman dengan kolam yang indah, itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan di tengah taman yang dipenuhi dengan berbagai macam bunga berwarnakan pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Suatu senja yang indah.”

Pria pertama itu menceritakan keadaan di luar jendela dengan detil, sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemangdangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang, dalam menjalani kesehariannya di rumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.
Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk di dekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas.Meski pria yang ke dua tidak dapat mendengar suara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria yang pertama yang menggambarkan semua itu dengan kata-kata yang indah.
Begitulah seterusnya, dari hari ke hari, satu minggu pun berlalu.
Suatu pagi,perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring di dekat jendela itu telah meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawar lain untuk memindahkannya ke ruang jenazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta pada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur di dekat jendela itu. Perawat itu menuruti semua kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksakan dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan di dunia luat melalui jendela itu. betapa senangnya, akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya ke jendela di samping tempat tidurnya. Apa yang dilihatnya? Ternyata, jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG !!!
Ia berseru memanggil perawat dan menanyakan apa yang membuat teman pria yang sudah wafat tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah di balik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adalah seorang yang buta bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun.
“Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup” Kata perawat itu.

Renungan :
Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Setiap kata, adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik sisi terdalam hati manusia, dan membuat kita melakukan sesuatu. Kata-kata, akan selalu memacu dan memicu kita untuk berpikir, dan bertindak.
Kita percaya, dalam kata-kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. dan kita telah sama-sama melihatnya dalam cerita tadi. Kekuatan kata-kata, akan selalu hadir pada kita yang percaya.
Kita percaya, kata-kata yang santun, sopan, penuh dengan motivasi, bernilai dukungan, memberikan kontribusi positif dalam seetiap langkah manusia. Ucapan-ucapan yang bersemangat, tutur kata kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. menyampaikan keburukan sebanding dengan setengah kemuraman, namun. Menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.

Diambil dari berbagai sumber.

KISAH SANG TIKUS

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan pikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”
Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”

‘Wah aku menyesal dengan kabar ini.” Si kambing menghibur dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”
Tikus kemudian berbelok menuju si lembu.
‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata lembu sambil ketawa, berteleran air liur.
Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.
Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani iktu bergegas membawanya ke rumah sakit.
Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayam untuk bahan supnya.
Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangg yang datang membesuk dan tamupun tumpah ruah ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat taklukan. Si istri mati, dan berpulh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang itupun dijadikan panganan untuk puluhan rakyat dan peserta selamatan,

Kawan, apabila kamu dengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kamu pikir itu masalah itu tidak ada kaitannya dengan kamu, ingatlah bahwa apabila ada “perangkap tikus” di dalam rumah, seluruh “ladang pertanian” ikut menanggung resikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan daripada kebaikanya.

Diambil dari berbagai sumber.

PIKIRAN YANG MEMBELENGGU

Hampir seluruh persoalan hidup bermula dari ketidakmauan kita menerima hidup ini apa adanya. 

Kita tak mampu berkompromi pada kenyataan. Kita tak sudi melepaskan kacamata paradigma dan melihat realitas secara sederhana. Kita lebih suka bermain-main dengan persepsi. Kita lebih senang berlindung membenarkan pikiran diri sendiri. Padahal itu adalah bentuk lain dari belenggu sehari-hari. 

Mari, sejenak kita pejamkan mata. Menemukan kesejukan pikiran. Menggali ketentraman perasaan. Menyentuh jiwa yang tenang. Menekuri setiap tarikan nafas. Menyadari keberadaan kita di bumi ini. Meneguhkan kembali ikrar kita pada semesta yang agung; ikrar untuk mencurahkan yang terbaik bagi hidup ini, dan membiarkan tangan-tanganNya menuntun setiap gerak kita sehari-hari.


Diambil dari berbagai sumber

SAAT YANG PALING SEMPURNA

Mungkin ada sesuatu yang selalu anda ingin kerjakan. Sebuah hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang anda cita-citakan. Mengapa anda tidak coba mengerjakannya hari ini? Hari ini adalah saat paling sempurna untuk memulainya. Dari semua hari yang tersedia, tidak ada yang lebih tepat daripada hari ini.
 
Anda menginginkan kesempurnaan?
Berangkatlah dari yang tidak sempurna terlebih dahulu. Perbaiki satu bagian demi satu bagian, maka apa yang anda inginkan akan terwujud di depan mata. Tidak ada karya besar yang muncul dengan sekali duduk.
Mengambil langkah pertama tidaklah sulit. Semuanya ada di dalam jangkauan anda, termasuk hari ini. Jadi tunggu apa lagi, yang terpenting adalah anda memulainya sekarang, karena anda adalah pemilik hari ini.

Mengapa tidak besok?
Karena hari esok belum tentu ada.

Diambil dari berbagai sumber.

Rabu, 11 Januari 2012

SATU TAKDIR YANG SAMA


Satu Takdir Yang Sama tak peduli apakah anda percaya akan adanya takdir atau tidak, sejatinya kita ini memiliki satu takdir yang sama; yaitu menjadi manusia yang berbahagia. 
 Tak butuh lebih dari satu kata untuk menjabarkan kebahagiaan. Karena kebahagiaan bukan untuk didefinisikan, namun dipahami dan dipancarkan dari dalam diri anda. Tak peduli apa warna kulit, bentuk mata, dan garis rambut anda.
Tak peduli pula apa bahasa, keyakinan dan pegangan anda. Kita semua berhak menjadi bahagia. Dan semua ajaran kebijakan mengajak kita untuk membebaskan diri dari hambatan- hambatan yang membuat kita tak bahagia.

Karena itu, tiada salahnya setelah menyisihkan waktu di akhir pekan ini untuk merenungi semua perjalanan yang sedang kita lalui, sambil menatap jauh ke depan dan ke dalam diri, kita tuliskan tujuan hidup: untuk mencapai sebuah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang membebaskan kita dari sekat-sekat antar sesama. Dan itu dimulai dengan membebaskan diri dari sekat ego kita sendiri.

Diambil dari berbagai sumber.

DIMULAI DARI ANGAN-ANGAN

Segala yang terjadi, dimulai dengan khayalan. Segala yang anda capai, dimulai dengan angan-angan di pikiran.
Apa yang anda sekarang angankan, bila kita bicara tentang setahun, dua tahun ke depan? Apakah anda melihat masalah, dan segala sesuatu yang berantakan? Ataukah anda melihat peluang dan keberhasilan?
Tidak ada batas bagi imajinasi. Anda boleh mengkhayalkan apa saja. Khayalan tidak bisa dibatasi realitas fisik, kesulitan keuangan, rasa takut, penolakan dan apa saja yang mengurung anda di “dunia nyata”.

Bayangkan masa depan, dan biarkan diri anda melaju dengannya. Tinggalkan kendala di belakang, dan tampilkan hidup yang ingin anda jalankan. Hidup yang anda ciptakan akan dimulai dari angan anda. Ciptakan angan-angan terbaik dan mulai bertindak untuk mewujudkannya dan mulai bertindak untuk mewujudkannya dan mulai bertindak untuk mewujudkannya.

Diambil dari berbagai sumber.

MENYINGKIRKAN DURI

Kita berbuat baik, tentunya bukan untuk mengharapkan sesuatu, karena kita sadar bahwa itulah peran yang harus dimainkan. Adalah kewajiban kita menyingkirkan duri di jalan yang dilalui, bukan saja karena takut melukai kita, namun juga untuk menjaga pejalan lainnya.
Jadi, meski tak seorangpun mengucapkan terima kasih atas perbuatan baik kita, itu tidaklah mengecilkan arti kebaikan itu sendiri. Maka apalah arti sebuah ucapan terima kasih, biarkanlah kebaikan mengalir dari tangan kita, dan biarkan benak kita terbebas dari perasaan berjasa.

Temukan arti pesan bijak Sang Nabi Suci, “berikan kebaikan dari tangan kanan anda seakan akan tangan kirimu tidak mengetahui”.

Diambil dari berbagai sumber.

IKAN KECIL DAN AIR

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Sang Ayah berkata kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”
Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ikan kecil itu mendadak gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai tahukah kamu dimana tempat air berada? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”
Ternyata semua ikan yang telah ditanya tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil itu semakin kebingungan, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal yang sama, “Dimakah air?”
Ikan sepuh itu menjawab dengan bijak, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua akan mati.”

Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang mengalami situasi yang sama seperti ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai ia sendiri tidak menyadarinya.


Diambil dari berbagai sumber.

KESEMPATAN TERSEMBUNYI

Bila anda tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya anda melihat lagi langkah anda. Jangan-jangan anda tak mengalah setapak pun. Kesalahan memang tak mengenakkan, namun seorang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan daripada dari keberhasilan. Kesalahan menuntun anda untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan memimpin anda untuk mengambil tindakan yang lebih baik.

Kesalahan adalah kawan baik yang mengatakan secara samar apa yang harus anda kerjakan. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan dan ratapan bila kesalahan menimpa anda. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.


Colombus melakukan “kesalahan” yang besar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun-tahun kemudian, jutaan orang mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah anda menganggapnya sebagai kesalahan?


Diambil dari berbagai sumber.

SETIAP LANGKAH ADALAH ANUGERAH

Seorang profesor di undang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah di lupakannya, bernama Harry.
Harry yang di kirim untuk menjemput professor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang di lakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian mengangkut anak kecil agar dapet melihat pemandangan. Ia juga menolong orang yang tersesat dna menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor dengan senyumnya menghiasi wajahnya.
“Darimana anda belajar hal-hal seperti itu?”, tanya sang profeor.
“Oh”, kata Harry. “Selama perang, saya kira”.
Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat tugasnya membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ai harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

“Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah”, katanya. “Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakan kaki. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini”. 

Kelimpahan hidup tidak dapat ditentukan dengan berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang berkualitas.

Diambil dari berbagai sumber.

BELAJAR CINTA DARI CICAK

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat.
Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.
Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan?
Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya..aahhh!
Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.
Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan.

JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!

Diambil dari berbagai sumber.


KASIH SAYANG IBU

Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau kunci pintu kamarmu.


Saat kau berumur 16 tahun, dia ajari kau mengemudi mobilnya.
Sebagai balasannya, kau pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa peduli kepentingannya.

Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop semalaman.

Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.

Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.

Saat kau berumur 20 tahun, dia bertanya, “Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau jawab, “Ah Ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”

Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan. Sebagai balasannya, kau katakan, “Aku tidak ingin seperti Ibu.”

Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa ke Bali.

Saat kau berumur 23 tahun, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
Sebagai balasannya, kau ceritakan pada temanmu betapa jeleknya furniture itu.

Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya, kau mengeluh, “Bagaimana Ibu ini, kok bertanya seperti itu?”

Saat kau berumur 25 tahun, dia mambantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km.

Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu. Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Bu, sekarang jamannya sudah berbeda!”

Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan pesta ulang tahun salah seorang kerabat. Sebagai balasannya, kau jawab, “Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”

Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena mereka datang menghantam HATI mu bagaikan palu godam.

JIKA BELIAU MASIH ADA, JANGAN LUPA MEMBERIKAN KASIH SAYANGMU LEBIH DARI YANG PERNAH KAU BERIKAN SELAMA INI DAN JIKA BELIAU SUDAH TIADA, INGATLAH KASIH SAYANG DAN CINTANYA YANG TULUS TANPA SYARAT KEPADAMU.

Diambil dari berbagai sumber.

SI CADEL DAN NASI GORENG

*Hari 1.*

Seorang cadel ingin membeli nasi goreng yang sering mangkal didekat rumahnya.
 
cadel: “bang, beli nasi goleng satu”
abang: “apa…?” (…..ngeledek.)
cadel: “Nasi Goleng!
abang: “Apaan…?” (…..Ngeledek lagi.)
cadel: “Nasi Goleng!!!”
abang: “ohh nasi goleng…”
Sambil ditertawakan oleh pembeli yang lain dan pulanglah si cadel dengan sangat kesal, sesampainya di rumah dia bertekad untuk berlatih mengucapkan “nasi goreng” dengan benar. Hingga akhirnya dia mampu mengucapkan dengan baik dan benar.

* Hari 2.*

Dengan perasaan bangga, si cadel ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengucapkan pesanan dengan tidak cadel lagi.
cadel: “bang…,saya mau beli NASI GORENG, bungkus!!!”
abang: “ohh…pake apa?”
cadel: “…pake telol…” (Sambil sedih…)
Akhirnya kembali dia berlatih mengucapkan kata “telor” sampai benar.

* Hari 3.*

Untuk menunjukkan bahwa dia mampu, dia rela 3 hari berturut-turut makan nasi goreng
cadel: “bang…, beli NASI GORENG, Pake TELOR!!! Bungkus!”
abang: “ceplok atau dadar ?”
cadel: “dadal…”
Dengan spontan. Kembali dia berlatih dengan keras.

* Hari 4.*

Dengan modal 4 hari berlatih lidah hari ini dia yakin mampu memesan dengan tanpa ditertawakan.
cadel: “bang…beli NASI GORENG, Pake TELOR, di DADAR!”
abang: “hebat kamu ‘del, udah nggak cadel lagi nich, harganya Rp.2500, del.”
si cadel menyerahkan uang Rp.3000 kepada si abang, namun si abang tidak memberikan kembaliannya, hingga si cadel bertanya:
cadel: “bang.., kembaliannya?”
abang: “oh iya, uang kamu Rp.3000, harganya Rp.2500, kembalinya berapa del?”, sambil senyum ngeledek.
Si cadel gugup juga untuk menjawabnya, dia membayangkan besok bakal makan nasi goreng lagi. Tapi akhirnya dia menjawab:”…GOPEK…!!!” Sambil tersenyum penuh kemenangan.

* Moral Cerita *:

INTI DALI CELITA INI ADALAH HIDUPLAH TELUS DENGAN PENUH PELJUANGAN !!
JANGAN MENYELAH YACH !!


Diambil dari berbagai sumber.

KISAH JERAPAH

Tahukah Anda bagaimana induk betina jerapah mengajarkan bayinya yang baru lahir untuk berdiri? Mungkin ada yang beranggapan bahwa cara si ibu jerapah ini tergolong kasar atau tidak "berperikebinatangan". Namun, justru dari sinilah kita sebagai manusia bisa mengambil sisi positif yang bisa kita terapkan kepada anak kita.
Bayi jerapah jatuh sejauh tiga meter dari perut ibunya dan biasanya mendarat dengan bagian punggungnya. Sesaat kemudian, bayi jerapah bergelung lagi dan merapatkan kaki-kakinya ke badannya. Dengan posisi begitulah, sang bayi mengenal dunia untuk pertama kalinya dan menghilangkan lendir di mata dan telinganya. Lalu, si ibu jerapah mulai memperkenalkan kenyataan hidup kepada keturunannya dengan cara yang kasar.
Si ibu menundukkan kepalanya yang panjang untuk melihat sekilas kondisi sang bayi. Si ibu mengambil ancang-ancang di dekat sang bayi. Menunggu beberapa saat, dan setelah itu ia melakukan sesuatu yang tidak masuk akal. Ia mengayunkan kakinya yang panjang dan menendang sang bayi hingga terjungkal balik.
Kalau sang bayi tidak bergerak, proses itu akan terus berlangsung. Perjuangan sang bayi untuk bangun adalah hal yang penting. Jika sang bayi tampak kelelahan, si ibu akan menendangnya sekali lagi untuk mendorong usaha si bayi untuk bangkit. Akhirnya, si bayi berdiri untuk pertama kalinya dengan kaki-kaki yang masih goyah.
Namun, si ibu jerapah masih melakukan satu hal yang luar biasa. Ia sekali lagi menendang kaki sang bayi. Untuk apa? Agar sang bayi ingat bagaimana harus bangkit! Di alam liar, bayi jerapah harus mampu bangkit secepat mungkin agar tetap bisa bersama dengan kelompoknya karena di situlah mereka akan aman. Singa, hiena, macan tutul, dan anjing pemburu liar menyukai bayi-bayi jerapah. Dan bayi jerapah akan menjadi santapan empuk jika si induk betina tidak mengajarinya untuk bangun secepat mungkin dan terbiasa melakukan itu.
Ternyata, di balik tindakan si ibu jerapah yang terkesan kasar itu terdapat rasa kasih sayang yang sangat besar terhadap sang bayinya. Untuk berbuat kasar seperti itu, si ibu harus membuang perasaan tidak tega. Karena apabila sang bayi tidak diajarkan dengan cara begitu, ada bahaya besar yang menanti sang bayi.
 
Menilik kehidupan kita sebagai manusia, haruskah ada ancaman besar yang menanti kita sebelum kita bisa merasa tega untuk mengajarkan pada anak kita betapa kerasnya kehidupan yang akan dijalankannya? Karena kebanyakan dari kita malah sering mengatakan kepada anak agar "tidak boleh gagal atau kalah", dalam suatu pertandingan penting misalnya. Karena kalau sampai gagal, "ancaman" itu malah datang dari orangtua si anak itu sendiri. Sungguh ironis.
Sebagaimana yang tergambar dalam masa awal kehidupan sang bayi jerapah, ada kalanya sebuah kepahitan dari kegagalan atau kekalahan harus dicicipi oleh putra/putri kita. Karena dengan demikian, mereka akan bertumbuh dewasa menjadi pribadi yang lebih kuat dan berani. Mereka akan menjadi pribadi yang tidak akan takut terhadap segala tantangan di depan.
Di sini, kita juga sekaligus bisa mendidik bahwa kegagalan itu adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan. Karena gagal tapi bangkit lagi, jatuh tapi bangun lagi adalah 100 x lebih baik dibanding takut mengalami kegagalan atau kejatuhan

KISAH SI IBU BEBEK


Suatu hari di tepi sebuah danau tampak ada satu keluarga bebek sedang berjalan-jalan. Mereka terdiri dari ibu bebek dan anak-anak bebek yang mengikuti di belakang si ibu. Anak-anak bebek itu tak henti-hentinya berkwek-kwek sepanjang jalan. Kelihatannya mereka sangat senang.
... Namun, tiba-tiba si ibu bebek melihat seekor rubah di kejauhan. Ternyata, suara ceria anak-anak bebek itu agak begitu nyaring, sehingga sang rubah yang juga tengah berjalan-jalan di tengah hutan pun bisa mendengar kwek-kwek mereka.

Begitu melihat bahaya datang, si ibu bebek langsung berteriak ketakutan, "Anak-anak, cepat masuk ke dalam danau. Ada rubah!" Suara ceria anak-anak bebek pun tak terdengar lagi dan mereka bergegas menuju danau.

Ketika anak-anak bebek telah masuk ke dalam air, si ibu bebek berpikir berusaha mencari solusi untuk menjauhkan rubah itu dari anak-anaknya. Seketika itu juga si ibu bebek mendapatkan ide dan segera melukai sayapnya sendiri.

Melihat si ibu bebek, sang rubah terlihat bahagia. "Sepertinya dia sedang terluka dan tidak bisa terbang! Itu berarti aku bisa menangkap dengan mudah. Sebentar lagi aku bisa makan santapan lezat!" Ia pun segera berlari ke arahnya.

Si ibu bebek kian berlari menjauhi danau. Sang rubah mengikutinya. Walaupun dirinya dalam bahaya besar, ada perasaan lega menyelusup hatinya. Ia berhasil membuat sang rubah terkecoh. Itu berarti anak-anaknya sudah bebas dari ancaman maut. Ia berhenti sejenak untuk menarik napas panjang.

Sang rubah berpikir si ibu bebek kelelahan, maka ia datang mendekatinya. Namun, tak disangkanya si ibu bebek langsung melebarkan sayapnya meski yang sebelah terluka dan terbang ke udara. Si ibu bebek mendarat dengan selamat di tengah danau. Anak-anaknya pun berenang ke arahnya dengan wajah sumringah.

Melihat kejadian itu, sang rubah hanya bisa menatap tak percaya pada keluarga bebek itu. Karena mereka berada di tengah danau, ia tak mampu menjangkau mereka.

Melihat cerita di atas, tampak jelas bahwa si ibu bebek sangat menyayangi anak-anaknya. Karena tidak ingin buah hatinya menjadi santapan empuk sang rubah, tanpa pikir panjang si ibu rela mengorbankan dirinya. Betapa beruntungnya anak-anak bebek itu karena memiliki ibu yang punya kasih begitu besar.

Diambil dari berbagai sumber.

JADILAH BIJAKSANA

Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat cantik dan gagah. Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarkan harga yang sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan dan mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.

Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya. Maka teman-temannya berkata, "Waduh! Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu sudah jadi orang kaya lho. Sekarang kudamu sudah hilang." Si petani miskin hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-temannya berkata, "Wah beruntung sekali nasibmu! Ternyata kudamu membawa keberuntungan ya.." Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya berkata, "Ah, rupanya kuda-kuda itu membawa sial. Lihat tuh, sekarang kaki anakmu patah!" Si petani tetap diam tanpa komentar.

Seminggu kemudian, terjadi peperangan di wilayah itu. Semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena dia belum bisa berjalan. Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis, "Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang. Anak-anak kami harus ikut perang."

Si petani kemudian berkomentar, "Sebaiknya kita tidak terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek. Semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri dan terima keadaan yang terjadi saat ini. Apa yang kelihatan baik hari ini, belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini, belum tentu buruk untuk hari esok. Jadilah bijaksana hari ini!" 
Diambil dari berbagai sumber.

MENUJU PANTAI HARAPAN

Anda adalah perahu kokoh yang sanggup menahan beban, terbuat dari kayu terbaik, dengan layar gagah menentang angin. Kesejatian anda adalah berlayar mengarungi samudra, menembus badai dan menemukan pantai harapan. Sehebat apapun perahu diciptakan tak ada gunanya bila hanya tertambat di dermaga.
Dermaga adalah masa lalu anda. Tali penambat itu adalah ketakutan dan penyesalan anda. Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan yang dianugrahkan pada anda. Jangan biarkan masa lalu menambat anda di siti. Lepaskan diri anda dari ketakutan dan penyesalan. Berlayarlah. Bekerjalah.
Yang memisahkan perahu dengan pantai harapan adalah topan badai, gelombang dan batu karang. Yang memisahkan anda dengan keberhasilan adalah masalah yang menantang. Di situlah tanda kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah berlayar menembus segala rintangan. Hakikat diri anda adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

PERTUNJUKKAN AKHIR

Seorang pemain sirkus memasuki hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih bermain sirkus. Beberapa hari kemudian, ia menemukan beberapa anak ular dan mulai melatihnya. Mula-mula anak ular itu dibelitkan pada kakinya.
Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan permainan yang lebih berbahaya, di antaranya membelit tubuh pelatihnya. Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai mengadakan pertunjukkan untuk umum. Hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar. Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus-putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya. Seperti biasa, ular itu melakukan apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya sedikit demi sedikit pada tubuh tuannya. Makin lama makin keras lilitannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan lilitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan lilitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik, ketika jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia terkulai mati.

Renungan : “Kadang-kadang dosa terlihat tidak membahayakan. Kita merasa tidak terganggu dan dapat mengendalikannya. Bahkan kita merasa bahwa kita sudah terlatih untuk mengatasinya. Tetapi pada kenyataanya, apabila dosa itu telah mulai melilit hidup kita, sukar dapat melepaskan diri lagi daripadanya.”

BERHENTILAH MENGELUH

Pantaskah anda mengeluh? Padahal anda telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia. Layakkah anda berkeluh kesah? Padahal anda telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan anda untuk membenahi segala sesuatunya. 
Apakah anda bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab anda? Janganlah kekuatan yang ada pada diri anda, terjungkal karena anda berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati anda. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena anda tidak tahu jawaban dari masalah anda tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kamu. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak anda. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding anda. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh. Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali. Jika demikian masihkan anda lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?


Diambil dari berbagai sumber.
Diambil dari berbagai sumber.

Selasa, 10 Januari 2012

ELANG

Elang betina adalah "ibu teladan" yang mengurus anak dengan cinta. Sebelum bertelur, ia sudah menyiapkan sarang di bukit tinggi. Rangka dari ranting keras & duri tajam dilapisinya dengan rumput halus agar sarang itu enak & nyaman.
Setelah telurnya menetas, ia dengan memberi makan anaknya dengan rajin. Jika angin kencang berhembus, sang ibu segera merentangkan sayapnya untuk memberi perlindungan.
Suatu saat, anak elang terkejut karena jatah makanan tiba-tiba dihentikan. Ia menangis karena lapar. "Oh Ibu, mengapa begitu?"
Hari berikutnya, anak elang kaget lagi karena sang ibu mengibaskan sayapnya dengan keras. Rumput halus pun berhamburan keluar dari sarang, tinggal duri-duri tajam yang menusuk badan. Mereka menangis kesakitan. "Ibu, tega sekali?"
Hari berikutnya lagi, anak elang terkejut saat diusir dari sarang. Ia didorong keluar hingga jatuh melayang. "Ibu, kenapa mau membunuh anakmu..?"
Namun ketika hampir sampai dasar jurang, sang ibu segera menyambar menyelamatkan.
Demikianlah. Berulang kali mereka dijatuhkan, sampai suatu saat mereka mulai mengepakkan sayap dan anak elang bisa terbang dan belajar mencari hewan buruan. Pada saat itu, barulah anak elang sadar bahwa induknya telah mengajarkan kerasnya kehidupan. Ia harus bisa mandiri di belantara alam yang kejam untuk melestarikan kehidupan! 

Diambil dari berbagai sumber

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More